Senin, 15 September 2014
GALILEO DAN ARISTOTELES
Oposisi pada Teori Aristoteles
Selama periode hidup Galileo, teori Aristoteles begitu mendominasi dan dianggap sebagai kebenaran.
Teori ini menyatakan benda-benda langit berputar mengelilingi bumi dan bahwa bumi adalah pusat alam semesta.
Namun pada tahun 1604, Galileo menentang teori Aristoteles dan secara terbuka mengakui bahwa dia mendukung teori Nicolaus Copernicus yang menyatakan bahwa bumi bersama dengan planet lain berputar mengelilingi matahari.
Penemuan Teleskop
Pada tahun 1609, Galileo mendengar tentang pembuat kaca Belanda yang berhasil membuat lensa yang dapat digunakan untuk melihat obyek yang jauh.
Dia menggunakan lensa tersebut untuk membuat teleskop pada tanggal 25 Agustus 1609 dan menyajikan penemuannya ke Senat Venesia.
Pada salah satu malam di tahun 1609, ketika Galileo mengarahkan teleskopnya ke langit, dia menemukan fakta-fakta yang menakjubkan seperti kawah dan pegunungan di bulan.
Menurut Aristoteles, benda-benda langit berbentuk mulus tanda cela, namun Galileo menemukan bahwa hipotesis Aristoteles tidak benar.
Galileo juga mempelajari galaksi Bima Sakti dan mengamati bahwa galaksi ini dipenuhi bintang yang tak terhitung jumlahnya.
Penemuan Bulan Jupiter
Beberapa bulan kemudian pada tahun 1610, Galileo mengarahkan teleskopnya ke Jupiter dan menemukan empat objek seperti bintang di sekitar Jupiter.
Dia juga menyadari bahwa ‘bintang-bintang’ tersebut berputar di sekitar Jupiter.
Berdasarkan pengamatan ini, Galileo lantas menarik kesimpulan bahwa benda tersebut sebenarnya adalah satelit yang mengelilingi Jupiter dan dengan demikian menemukan empat bulan Jupiter.
Penemuan ini menegaskan keyakinannya pada teori Copernicus bahwa tidak semua benda langit berputar mengelilingi bumi.
Jika ada benda-benda langit tidak berputar mengelilingi bumi, maka ada kemungkinan bumi bukanlah pusat alam semesta sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar