MAKALAH
INTERPERSONAL
SKILL
IS DALAM ORGANISASI
Disusun untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu: Florentina
Yuni Arini, S.Kom., M.Cs
Disusun
Oleh:
Koko
Hendriawan
4611414039
Prodi
Teknik Informatika
JURUSAN
ILMU KOMPUTER
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
................................................................................................. i
DAFTAR ISI
................................................................................................................. ii
PEMBAHASAN
A. IS
dalam Organisasi
1. Interpersonal
Skills………………………………………………………......... 4
2. Perilaku
Organisasi ………………………………………............................... 4
3.
Ketrampilan Pimpinan
Organisasi (Robert L. Kartz)…………………………. 5
4. Komunikasi
Organisasi………………………………………………………... 6
5. Dinamika
Interpersonal………………………………………………………... 6
6. Dampak
Dari Perilaku Interpersonal…………………………………………… 6
7. Gaya komunikasi organisasi…………………………………………………… 6
8. Proses
Ornganisasi Komunikasi………………………………………………… 9
9. Esensi
Interpersonalisai dalam Organisasi……………………………………… 12
10.
Bentuk – Bentuk Komunikasi Dalam
Organisasi……………………………….. 12
11.
Sebabnya komunikasi itu penting dalam
suatu organisasi………………………. 12
12. Fungsi
Komunikasi dalam Organisasi………………………………………….. 13
13.
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI………………………………………. 13
14. Mengelola
Hambatan Komunikasi……………………………………………… 14
- Developmental & Role Theories………………………………………………... 14
16. Pihak
Internal Atau Eksternal…………………………………………………… 15
17. Lingkup
Perilaku Organisasi Model 3 Level (S.P. Robin)……………………… 18
18. Tahapan
Pertumbuhan Organisasi………………………………………………. 18
19. Departementasi………………………………………………………………….. 19
20. Komunikasi
Efektif……………………………………………………………… 20
21. Menyimak
& Masalahnya……………………………………………………….. 21
22. Manajemen
Perubahan…………………………………………………………. 22
23. Persepsi………………………………………………………………………… 24
24. Komitmen
Pekerja……………………………………………………………… 26
25. Kepribadian…………………………………………………………………….. 28
26. Hirarki
Organisasi………………………………………………………………. 29
27. Pengorganisasian
dan Struktur Organisasi……………………………………… 29
28. Atribut
Kepribadian……………………………………………………………… 30
29.
Keahlian Organisasional…………………………………………………………. 31
B. Kesimpulan
.............................................................................................................. 32
- INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
1.
Interpersonal Skills
Pengiriman
dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Inter
Personal Skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang
dalam hubungannya dengan orang lain, baik dalam berkomunikasi verbal maupun non
verbal dengan tujuan untuk pengembangan kerja secara optimal.
Organisasi
merupakan suatu kerangka sosial, yaitu kerangka yang menunjukkan hubungan
antara individu dalam organisasi :
·
Dalam organisasi terdapat koordinasi yang
dirancang untuk mengatur kegiatan kegiatan orang
·
Dalam organisasi terdapat pembagian kerja
yang diatur dengan tingkatan otoritas
·
Seluruh kegiatan ditujukan untuk kegiatan
pencapaian tujuan bersama
2.
Perilaku Organisasi
a.
Definisi perilaku organisasi
Adalah suatu studi yang menyangkut
asfek-asfek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau kelompok
tertentu. Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya; juga aspek
yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka
berada. Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.
b.
Perilaku organisasi dan psikologi industri
Keduanya berfokus pada penjelasan
tentang perilaku manusia dalam organisasi. Psikologi Industri berangkat dari
psikologi, sementara Perilaku Organisasi bersifat multidisiplin.
c.
Perilaku organisasi dan teori organisasi
Perilaku organisasi mempelajari
perilaku individu / kelompok dalam organisasi dan aplikasinya (analisis Mikro).
Teori organisasi mempelajari struktur, proses dan performansi organisasi
(analisis Makro). Perbedaannya adalah pada unit analisis dan objek kajian.
d.
Perilaku organisasi & msdm
Perilaku organisasi dianggap lebih
mendasar (teoritis; berdasar pada konsep). Manajemen sumber daya manusia lebih
terapan dengan fokus pada teknik pengelolaan sumber daya manusia. Perbedaannya
adalah pada pendekatan yang digunakan
Pendekatan studi perilaku
a.
Pendekatan COGNITIF: Edward Tolman, Berdasarkan
pemahaman seseorang terhadap informasi
b.
Pendekatan BEHAVIORISTIC: I.P. Pavlov dan J.B.
Watson, Berdasarkan Response yang muncul apabila diberi stimulus tertentu
c.
Pendekatan Social Learning: A.
Bandura, Berdasarkan penggabungan pendekatan Cognitif dan behavioristic
3. Ketrampilan Pimpinan Organisasi (Robert L. Kartz)
a.
Ketrampilan Teknikal (technical skill)
Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan metode, prosedur,
teknik dan peralatan dalam melaksanakan suatu tugas
b.
Ketrampilan Manusiawi (interpersonal skill)
Kemampuan untuk memahami perasaan, sikap dan motif orang
lain (empati, sensitivitas sosial) dan kemampuan mewujudkan hubungan yang
kooperatif (aksi diplomasi, ketrampilan mendengarkan)
c.
Ketrampilan Konsepsional (conceptual skill)
Kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi dan
bertindak sesuai dengan tujuan menyeluruh organisasi
4.
Komunikasi Organisasi
Ø Komunikasi
formal : komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi.
Ø Komunikasi
informal : komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi,tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
5.
Dinamika Interpersonal
merupakan
bagian vital dari kehidupan organisasi, anggota organisasi yang melibatkan
interkasi dengan orang lain kadang – kadang dengan cara positif, kadang –
kadang negative.
6.
Dampak Dari Perilaku Interpersonal
interpersonal
berkualitas tinggi bisa menjadi element positif yang penting dalam lingkungan
kerja dan jika interpersonal berkualitas buruk bisa berdampak sebaliknya.
7. Gaya komunikasi organisasi
a.
Gaya komunikasi mengendalikan
Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The
Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk
membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai controlling style of
communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding
upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan
perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan
perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut
digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut
tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan
kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi
pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini,
tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada
usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling
style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya
bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik.
Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang
bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan
yang negatif pula.
b.
Gaya komunikasi dua arah
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi
dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi The Equalitarian
Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks,
santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota
organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya
komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of
communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal
secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna
kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi
serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks
pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan
memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam
memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula
yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota
dalam suatu organisasi.
c. The
Structuring Style
Gaya
komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan
(sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain
dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan
dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of
Ohio State University, menemukan
dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi
atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa
pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu
merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi,
kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
muncul.
d. The
Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan
agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of
communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor
yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah
mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat
dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa
karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah
yang kritis tersebut.
e. The
Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk
memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi
perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika
pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang
berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab
atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
f. The
Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya
tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai
gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan
ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang
mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini
bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga
mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang
lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi
organisasi. Berikut ini adalah tabel mengenai gaya komunikasi.
Mengalihkan persoalan.
jadi yang dimaksud dengan
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui
oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan
yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan,
jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi
yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih
kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi Organisasi juga dapat didefinisikan sebagai
pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi
dalam suatu lingkungan.
8. Proses
ornganisasi komunikasi
KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran
gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.[3]. Empat Dimensi Komunikasi
organisasi
1. Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung
ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a) Pemberian
atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b) Penjelasan dari pimpinan
tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale) c)
Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and
practices) d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada
4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972):
1. Metode tulisan 2. Metode lisan 3. Metode tulisan diikuti lisan 4. Metode
lisan diikuti tulisan
2. Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi
ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus
komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: a) Penyampaian informai tentang
pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan b) Penyampaian
informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan d)
Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai
3. Horizontal communication
Yaitu
komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi
d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama
4. Interline communication
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati
batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi
lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan
jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang
dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam
rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing
komunikasi lintas-saluran.
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran: 1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung 2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya
9.
Esensi Interpersonalisai dalam
Organisasi
Komunikasi
(communication) adalah proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang
lain.
Komunikasi
efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Tujuan
pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga
tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan
bahasa nonverbal secara baik.
Proses
komunikasi dimulai saat seorang (pengirim) mengirimkan fakta, ide, pendapat,
atau informasi lainya kepada orang lain(penerima). Fakta, idea tau pendapat ini
memiliki makna bagi si pengirim, apakah itu sederhana atau konkret, atau
kompleks dan abstrak.
Komunikasi
Komunikasi
10. Bentuk
– Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi
i.
Komunikasi Lisan (Oral Communication)
Terjadi dalam percakapan tatap muka,
diskusi kelompok ketika ucapan di gunakan untuk mengekspresikan makna.
ii.
Komunikasi Tulisan (Written Communication)
Menulis dalam surat, laporan, memo,
catatan, tulisan tangan, atau e-mail bisa memecahkan masalah yang melekata pada
komunikasi lisan.
iii.
Komunikasi verbal (verbal communication).
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral).
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral).
iv.
Komunikasi nonverbal .
merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis.
merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis.
v.
Komunikasi Vertical (Vertical
Communication)
komunikasi yang mengalir ke atas dan ke bawah dalam heirarki organisasi, biasanya melalui saluranpelaporan formal yaitu, komunikasi yang terjadi antara manajer dengan atasan dan bawahan mereka.
komunikasi yang mengalir ke atas dan ke bawah dalam heirarki organisasi, biasanya melalui saluranpelaporan formal yaitu, komunikasi yang terjadi antara manajer dengan atasan dan bawahan mereka.
vi.
Komunikasi Horizontal (Horizontal
Communication)
Komunikasi horizontal melibatkan kolega dan rekan kerja dari level organisasi yang sama.
Komunikasi horizontal melibatkan kolega dan rekan kerja dari level organisasi yang sama.
11. Sebabnya
komunikasi itu penting dalam suatu organisasi :
1. Menghasilkan
pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi
pada semua tingkatan dalam organisasi.
2. Membangun
iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi
dan produktifitas organisasi.
3. Membangkitkan
kinerja orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi efektifitas organisasi
12. Fungsi
Komunikasi dalam Organisasi
a. Fungsi
informative
Organisasi
dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh
anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik dan tepat waktu.
b. Fungsi
regulative
Fungsi
ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
c. Fungsi
persuasive
Dalam
mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah
d. Fungsi
integrative
Setiap organisasi
berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan
tugas dan pekerjaan dengan baik.
13. HAMBATAN
DALAM KOMUNIKASI
Ø
Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul
karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran
pengiriman dan penerimaan pesan
Ø
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi
hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif
Ø
Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul
dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi, baik komunikator maupun komunikan
14. Mengelola
Hambatan Komunikasi
Hambatan
– Hambatan Individual
Salah
satunya adalah sinyal yang saling bertentangan atau tidak konsisten. Kendala
lain adalah kurangnya kredibilitas muncul saat pengirim pesan tidak dipandang
sebagai sumber informasi yang bisa dipercaya.
Hambatan
–Hambatan Organisasional
Masalah
sering muncul karena kata – kata memiliki makna berbeda. Faktor – faktor
lingkungan bisa mengurang efektivitas. Seperti yangtelah disinggung sebelumnya,
keributan bisa mempengaruhi dalam banyak cara. Begitu juga kelebihan beban bisa
di tangani secara efektif.
Memperbaiki Efektivitas Komunikasi
Memperbaiki Efektivitas Komunikasi
Keahlian
Individual
paling
penting untuk memperbaiki efektivitas komunikasi adalah keahlian mendengar.
Menjadi pendengar yang baik meminta seseorang utnuk mempersiapkan diri untuk
mendengar, tidak menyela pembicara, sabar, dan bertanya sepantaasnya.
15. Developmental & Role Theories
a.
Individual
Development
Biosocial
Need Development :
*
Fantasy-Friendships
*
Exploration-Self
Concept
*
Career-Family
b.
Family
Development
Dependent Child,
Transition to Adulthood, Single Adult, Married Adult, Parent of Young Child,
Parent of Adolescent, Parent of Grown Children, Grandparent
c.
Career
Development
Umur Schein
20
Entry into Work Wold
30
Early Career
35
Mid Career
40
Mid Career Crisis
60
Late Career
70
Retirement
16. Pihak
Internal Atau Eksternal
External
change agents
a.
Alasan keahlian/keterampilan khusus yang dibutuhkan.
b.
Kebebasan dari tanggung jawab operasional.
c.
Prestise dan kemudahan membangun kepercayaan.
Profil
change agents yang baik
a.
Mengerti
struktur, ketergantungan, fungsi dan tujuan organisasi.
b.
Mengerti cara orang memandang sesuatu.
c.
Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
d.
Memiliki kemampuan menciptakan iklim
e.
Memiliki kepercayaan diri
f.
Terbuka
Model proses
perubahan
a.
Unfreezing : Pencairan Kembali
Contoh:
Keengganan
b.
Changing : Perubahan
c.
Refreezing : Pembekuan kembali
Contoh:
berubah sementara/ kembali ke perilaku tradisional
Menilai
kesiapan sistem untuk berubah
Rumus : C =
(AxBxD) > X
Dimana : C =
Perubahan
A = Tingkat
ketidakpuasan terhadap status quo
B =
Kejelasan keadaan yang dikehendaki
D= Langkah
awal praktis menuju keadaan yang dikehendaki
X = Biaya
perubahan (energi,emosi,uang,dll)
Strategi
inisialisasi perubahan (Chin & Benne ; Robert Burns 1993)
a.
Rational ( Cognitif)
b.
Power Legislatif (Behavioral)
c.
Reeducatif (Affective)
Strategi
inisialisasi perubahan (Kelman, 1993)
a.
Kepuasan Diri
b.
Identifikasi
c.
Internalisasi
Perilaku
umum perubahan yang sukses
a.
Berkomunikasi secara terbuka
b.
Mau bekerjasama
c.
Mau mengambil tanggungjawab
d.
Memiliki visi yang sama
e.
Mampu memecahkan masalah secara efektif
f.
Mendukung upaya manajemen
g.
Mau mencoba yang baru
Perilaku
manajer dalsm perubahan yang sukses
a.
Mampu membangun partisipasi bawahan
b.
Manmpu memimpin dengan visi kedepan
c.
Dapat berfungsi secara strategik
d.
Mampu menjadi aliran informasi
e.
Mampu mengembangkan potensi bawahan
f.
Bentuk Struktur Organisasi
a.
Struktur Fungsional
Kelebihan
Struktur Organisasi Fungsional
Paling
sesuai untuk lingkungan yang stabil, dapat mencapai skala ekonomis pada
masing-masing bagian, merangsang berkembangnya keterampilan yang bersifat
fungsional, sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang, baik bagi
organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil jenis produk.
Kekurangan
Struktur Organisasi Fungsional
Respon
organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan agak lambat, pengambilan
keputusan menumpuk pada puncak organisasi, koordinasi antar bagian / fungsi
tidak terlalu baik, inovasi terbatas, pandangan terhadap sasaran organisasi
agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan sasaran
bagiannya sendiri.
b.
Struktur Produk
Kelebihan
Struktur Organisasi Produk
Paling
sesuai untuk lingkungan yang tidak stabil dengan perubahan cepat, penanggung
jawab produk
jelas, koordinasi antar fungsi baik, mudah beradaptasi dengan tuntutan luar,
sesuai untuk organisasi berukuran besar, baik bagi organisasi yang menghasilkan
banyak jenis produk.
Kekurangan
Struktur Organisasi Produk
Tidak mampu
mencapai efisiensi ekonomis, koordinasi antar produk sulit, keahlian teknis
hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional, integrasi ataupun
standardisasi antar produk sulit tercapai.
c.
Struktur Matriks
Kelebihan
Struktur Organisasi Matriks
Mampu
mencapai tingkat koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tuntutan “ganda”
lingkungan, dapat memanfaatkan karyawan secara fleksibel, sesuai untuk
pengambilan keputusan yang sifatnya rumit serta lingkungan yang tidak stabil,
sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang.
Kekurangan
Struktur Organisasi Matriks
Adanya
wewenang ganda menyebabkan munculnya kebingungan, menghabiskan banyak waktu
untuk koordinasi, hanya bisa berjalan jika hubungan bersifat kolegial bukan
vertikal.
17. Lingkup
Perilaku Organisasi Model 3 Level (S.P. Robin)
Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui
tiga tingkatan analisis.
a.
Tingkatan Individu: karakteristik bawaan individu
dalam organisasi.
b.
Tingkatan Kelompok: dinamika perilaku kelompok dan
faktor-faktor determinannya.
c.
Tingkatan Organisasi: faktor-faktor organizational
yang mempengaruhi perilaku.
18. Tahapan
Pertumbuhan Organisasi
a.
Tahapan Bayi
b.
Tahapan Remaja
c.
Tahapan Dewasa
Alasan
Pertumbuhan Organisasi
a.
Keinginan untuk menjadi lengkap
b.
Faktor ekonomis
c.
Mobilitas para eksekutif
d.
Kemampuan menjaga kelangsungan hidup
Efektivitas
Organisasi
Pengertian :
Tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau
sasarannya.
Pengukuran
Efektivitas Organisasi yaitu dengan Pendekatan Sumber- Proses- Sasaran,
Pendekatan Constituency,
Kriteria Pengukuran
Efektivitas Organisasi
Adaptabilitas dan fleksibilitas organisasi, produktivitas, kepuasan
karyawan, tingkat keuntungan, keberhasilan dalam mendapatkan sumber, kebebasan
dari rasa tertekan para anggota organisasi, kontrol terhadap lingkungan, efisiensi
organisasi, kemampuan organisasi untuk mempertahankan anggotanya, pertumbuhan
organisasi, kelancaran komunikasi dalam organisasi, kemampuan
mempertahankan eksistensi organisasi
Pendekatan
Constituency
a.
Pemilik Perusahaan :
Tingkat Keuntungan
b.
Karyawan :
Kepuasan Kerja
c.
Konsumen / Pelanggan :
Kepuasan Pelanggan
d.
Pemberi Pinjaman :
Kredibilitas Pengembalian
e.
Lingkungan / Komunitas : Sumbangan / kontribusi
f.
Supplier :
Kelancaran transaksi / pembayaran
g.
Pemerintah :
Kepatuhan terhadap hukum & peraturan.
19. Departementasi
Departmentation
By Purpose
a.
By Product
b.
By Customer
c.
By Location
Departmentation
By Process
a.
By Business Process
b.
By Management Process
Rentang
Kendali (Span Of Control)
Sering disebut juga Span of Management, Span of Executive atau Span of
Authority. Adalah batas jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan
dikendalikan secara effektif oleh seorang manager.
Perlunya
Rentang Kendali dalam Organisasi
a.
Rentang Kendali setiap pemimpin/ manager tidak sama
(relatif)
b.
Keterbatasan waktu
c.
Keterbatasan kemampuan
d.
Keterbatasan pengetahuan
e.
Keterbatasan perhatian
Faktor Yang
Membatasi Rentang Kendali
a.
Sifat dan terperincinya rencana
b.
Latihan-latihan dalam perusahaan
c.
Posisi Manager dalam perusahaan
d.
Dinamis & Statisnya Organisasi
e.
Efektivitas Komunikasi
f.
Tipe pekerjaan yang dilakukan
g.
Kecakapan dan Pengalaman Manager
h.
Span of Personality and Energy
i.
Dedikasi dan Partisipasi bawahan.
20.
Komunikasi Efektif
a.
Pengertian Komunikasi
Adalah proses pengiriman ide atau
pikiran, dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan untuk menciptakan
pengertian dalam diri orang yang menerimanya ( C.A.Brown)
Adalah proses penyaluran informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (K.Davis)
Adalah proses penyaluran informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (K.Davis)
Komponen Komunikasi
Pengirim / Penerima, Pesan, Pengkodean / Penafsiran
Kode, Saluran, Umpan Balik/ Umpan Depan, Gangguan, Konteks,
b.
Komunikasi Yang Efektif
Pendengar (penerima pesan)
menginterpretasikan dan menangkap berita (ide) yang disampaikan tepat seperti
apa yang dimaksud oleh pembicara (pengirim pesan). Sumber
Kesalahan dalam Komunikasi :
a.
Orang / Individu
b.
Timing / Waktu
c.
Proses Encoding / Decoding
Pentingnya Komunikasi Yang Efektif
a.
Komunikasi adalah proses dimana fungsi-fungsi
Management (Planning, Organizing, Actuiting, Leading, Controlling)
dilaksanakan.
b.
Komunikasi adalah sarana /media untuk
mengaktualisasikan segala pengetahuan dan keterampilan seorang manager.
c.
Komunikasi adalah kegiatan dimana manajer mencurahkan
sebagian besar dari waktunya.
Jenis Komunikasi Dalam Organisasi
a.
Komunikasi formal
Komunikasi formal adalah komunikasi
yang berjalan secara formal melalui kerangka Struktur Organisasi.
Komunikasi Superior-Subordinate
(Atasan-Bawahan), Komunikasi Subordinate- Superior (Bawahan-Atasan), Komunikasi
antara orang-orang yang setingkat : Interaktif
Media komunikasi manager-subordinate
ORAL COMMUNICATION ( Komunikasi
Lisan), WRITTEN COMMUNICATION (Komunikasi Tertulis), NON-VERBAL COMMUNICATION
(Komunikasi Non-Verbal)
Upaya manager untuk berkomunikasi
efektif
Sensitivity to receiver, Awareness
of symbolic meaning, Careful timing, Feedback, Face to face communication,
Nonverbal cues, Reinforcing words with action, Simple language, Redundancy
Masalah komunikasi formal
Terlalu banyaknya jumlah informasi
dalam aliran informasi:
*
Overload
*
Distortion & Omission
b.
Komunikasi informal
Komunikasi yang berjalan melalui
“jalur tersembunyi” dalam organisasi.
Ciri : Penyebarannya cepat sekali,
sebab terjadi secara berantai, tidak dibatasi oleh Struktur Organisasi
Bentuk Jaringan : Single Strand,
Gossip (semua), Probability (acak), Cluster (pilih-pilih)
21.
Menyimak & Masalahnya
Merupakan proses mendengar, mengikuti,
memahami, mengevaluasi dan menanggapi pesan-pesan yang disampaikan. Sebab
penyimakan yang tidak efektif seperti lebih banyak bicara, sindrom hiburan,
mengutamakan prasangka, tidak kritis, “hard subject” phobias, terpengaruh
gangguan
Cara Menyimak yang Efektif
Berhenti berbicara , hilangkan
ketegangan, tunjukkan perhatian anda, singkirkan hal-hal yang mengganggu
perhatian, tunjukkan empathy, bersikaplah sabar, tidak bersikap emosional,
ajukan pertanyaan secara kritis
22. Manajemen
Perubahan
Adalah proses mendiagnosa, menginisialisasi, mengimplementasi dan
mengintegrasi perubahan individu, kelompok, atau organisasi dalam rangka
menyesuaikan diri dan mengantisipasi perubahan lingkungannya agar tetap tumbuh,
berkembang dan menghasilkan keuntungan
1.
Perubahan Organisasi
a.
Organisasi & Lingkungan
b.
Reaksi organisasi terhadap perubahan lingkungan
c.
Skenario perubahan dalam perusahaan :
d.
No change scenario : reaktif
e.
Sporadic change scenario : tidak terencana
f.
Continuous Scenario : terencana
2.
Lingkup Perubahan
a.
Struktur
Perubahan
design organisasi
b.
Teknologi dan proses
Perubahan
teknologi produksi dan Perubahan proses bisnis / produksi
c.
Orang
Perubahan
Sikap dan Perubahan Perilaku
Force Field
Theory (Kurt Lewin) :
“Dalam
setiap perubahan selalu terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan :
1.
Force for change
Force for
change : external factors
a.
Kelangkaan sumber daya
b.
Peraturan Baru
c.
Perubahan Perilaku konsumen.
d.
Perubahan di pasar tenaga kerja
e.
Laju inflasi yang tidak terkendali
f.
Tingkat suku bunga yang tinggi
g.
Persaingan yang meningkat
Force for
change : internal factors
a.
Performansi kerja yang jelek
b.
Keinginan pimpinan perusahaan untuk membangun budaya
baru.
c.
Penerapan strategi baru: pengembangan bisnis /produk
baru
d.
Penerapan struktur organisasi baru
e.
Penerapan sistim reward baru.
f.
Penerapan teknologi baru
Force for
stability
a.
Ketidakpastian akibat perubahan
b.
Rasa tidak aman
c.
Ancaman terhadap kekuasaan
d.
Keengganan untuk melepaskan manfaat saat ini (ekonomi/
sosial)
e.
Hambatan Perilaku
f.
Ketidakjelasan informasi rencana perubahan
2.
Force against change
Change
agents
Adalah pelaksana perubahan atau yang bertanggung jawab sebagai pemimpin
dalam pelaksanaan perubahan. Bertugas mengamati, menganalisis dan memberi
nasihat terhadap masalah perubahan dari semua segi dan mengembangkan solusi
3.
Keberhasilan sangat ditentukan oleh dua kekuatan ini
(Gordon, 1991)
4.
Force field analysis
a.
Identifikasi kekuatan pendorong perubahan
b.
Identifikasi kekuatan penghambat perubahan
c.
Rumuskan tindakan-tindakan untuk mengurangi kekuatan
penghambat
d.
Rumuskan tindakan-tindakan untuk memperkuat kekuatan
pendorong.
e.
Nilai kelayakan setiap tindakan
f.
Tentukan prioritas
Cara
mengatasi faktor penghambat
a.
Pendidikan dan Komunikasi
b.
Keikutsertaan dan Keterlibatan
c.
Manipulasi dan Kooptasi
d.
Keringanan dan Tunjangan
e.
Negosiasi dan Kesepakatan
f.
Paksaan Implisit dan Eksplisit
23.
Persepsi
Adalah suatu proses dimana seseorang
melakukan pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian atas
informasi yang diterimanya dari lingkungan. Merupakan suatu proses kognitif
yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya.
Faktor yang mempengaruhi persepsi
a.
Karakteristik yang Mempersepsikan (Characteristics of
the perceiver)
b.
Karakteristik yang dipersepsikan (Characteristics of
the perceived)
c.
Kontek Situasi ( Situation Context)
Karakteristik perceiver (orang)
·
Kebutuhan (Needs), Pengalaman (Experience),
Norma-norma (Values), Sikap (Attitudes), Kepribadian (Personality)
·
Karakteristik yang dipersepsikan
·
Penampakan ( Appearance),
·
Perilaku (Behavior)
Proses pemilihan data perseptual faktor eksternal :
a.
Intensitas
b.
Pengulangan,
c.
Ukuran
d.
Gerakan,
e.
Kekontrasan
f.
Novelty/Familiarity
Faktor internal
Proses belajar, Motivasi, Kepribadian
Proses pengorganisasian data perseptual
Figure, Ground
Pengelompokan Perceptual :
a.
Kesatuan (Closure)
b.
Kesinambungan (Continuity)
c.
Kedekatan (Proximity)
d.
Kesamaan (Similarity)
Distorsi dalam persepsi
Stereotip :
menggeneralisasi persepsi atas dasar informasi umum.
Efek Halo : kecenderungan hanya menggunakan satu
informasi saja untuk mempersepsikan sesuatu.
Seleksi :
hanya memperhatikan informasi-informasi tertentu.
Proyeksi :
menggunakan atribut pribadi (self concept) sebagai dasar persepsi.
Harapan :
menggunakan harapan pribadi sebagai dasar persepsi
Persepsi Sosial
Adalah persepsi seseorang terhadap orang lain. Pola
Persepsi Sosial :
Type A : Individual to Individual
Type B : Individual to Grouping
Type C : Grouping to Individual
Type D : Grouping to Grouping
Atribusi
Merupakan elemen persepsi sosial Adalah suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-akibat dari perilaku orang lain. Proses atribusi sangat menentukan perilaku
Merupakan elemen persepsi sosial Adalah suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-akibat dari perilaku orang lain. Proses atribusi sangat menentukan perilaku
Bias atribusi
Point of View :
Kesalahan mempersepsikan perilaku orang lain karena perspektif yang digunakan
keliru.
Effectiveness of The Behavior : Kesalahan mempersepsikan perilaku orang lain akibat salah
mendefinisikan tujuan dari perilaku.
Hubungan Atribusi – Sikap
Proses Atribusi akan menentukan sikap (attitude)
Komponen Attitudes :
Cognitif Affective Behavior
Beliefs Favorable Human
Knowledge or
unfavorable Actions
Understanding Feeling
Implikasi Persepsi Terhadap Sikap Kerja
Disiplin Kerja
(Rules x Punishment) + (Norms x Knowledge) =
Consistency Kepuasan Kerja
(Job x Reward) + (Knowledge x Bas.Needs x Expectation)
= Equity
Komitmen pada perusahaan: Promotion Mechanisms +
Ach.Need = Fairness
Penanganan Persepsi
a.
Mempertinggi tingkat mawas diri
b.
Mengupayakan kelengkapan informasi
c.
Empati
d.
Menghindari segala macam distorsi
24. Komitmen
Pekerja
Komitmen
Definisi
menurut (Porter & Steers ;1991) “Derajat keterikatan relatif pekerja
terhadap organisasinya”.
Komitmen
merupakan output dari pengaruh berbagai faktor perilaku organisasional (faktor
individu, kelompok, organisasi)
Ekspresi
Komitmen : Sikap
a.
Tingkat disiplin kerja d.
Adanya rasa memiliki
b.
Sikap positif terhadap pekerjaan & rekan /atasan e. Loyalitas
c.
Kepatuhan terhadap prosedur / peraturan f. Rasa bangga
Ekspresi Komitmen
: Perilaku
a.
Tetap bertahan menjadi anggota organisasi
b.
Tidak mengeluh & berpaling ke organisasi lain bila
organisasi mengalami kemunduran.
c.
Memiliki inisiatif & motif berprestasi
d.
Bekerja keras
e.
Bersedia berkorban tenaga & pikiran demi
keberhasilan organisasi
Pengaruh
Komitmen
a.
Productivity : prestasi kerja
b.
Absence : kemangkiran
c.
Turnover : tingkat keluar-masuk pegawai dalam
perusahaan.
Proses
Terbentuknya Komitmen Pekerja
a.
Faktor personal f.
Kontrak Psikologi
b.
Faktor Organisasional g.
Harapan untuk Sukses
c.
Faktor Non organisasional h. Karakteristik Personal
d.
Faktor Personal i. Menentukan Komitmen Awal
e.
Kebutuhan atas Pekerjaan
Faktor
Organisasi
a.
Pengalaman tugas awal d.
Konsistensi aturan
b.
Peran & Lingkup Pekerjaan e. Kesempatan Promosi
c.
Gaya kepemimpinan & Pengawasan f. Keadilan yang dirasakan
Faktor Non
Organisasional
Tersedianya
alternatif kerja yang menawarkan insentif atau kepuasan kerja yang lebih.
Faktor
Signifikan yang Mempengaruhi Komitmen
a.
Kebutuhan seseorang akan prestasi
b.
Sikap groupnya terhadap organisasi
c.
Pendidikan
d.
Ketergantungan organisasional
e.
Persepsi terhadap peran pribadi dalam organisasi
Upaya
Meningkatkan Komitmen
a.
Memperbesar harapan untuk sukses e. Perbaikan sistim
imbalan
b.
Meningkatkan kohesifitas kelompok f. Penghargaan atas
prestasi
c.
Menerapkan sistim Self-Management g. Memberikan pendidikan /
pelatihan
d.
Memperbesar kesempatan berpartisipasi
25. Kepribadian
a.
Definisi kepribadian
Suatu organisasi psikofisik yang dinamis dalam diri
individu, yang menentukan tingkah laku yang khas (unik) dari orang tersebut
(G.W.ALPORT). Sesuatu yang memungkinkan kita meramalkan apa yang akan dilakukan
oleh seseorang dalam situasi tertentu ( R.B.CATTEL). Cara yang khas dari
individu dalam merespon masalah-masalah hidup (A. ADLER)
b.
Struktur kepribadian
Sigmund freud :
*
ID, berfungsi sebagai sumber energi kepribadian,
berorientasi pada “Pleasure Priciple”.
*
EGO, beroperasi berdasarkan kenyataan ( Reality
Principle)
*
SUPEREGO, Erat kaitannya dengan moralitas (Conscience)
c.
Pembentuk kepribadian
*
BAWAAN :Lombroso ;A Born Criminal,
Gen / Kromosom, Kelenjar Endokrin,
Keadaan Fisik waktu lahir
*
LINGKUNGAN : John Locke ; JB Watson
Pengalaman, Keluarga, Kebudayaan
d.
Teori kepribadian type theories
*
Fisiologis :
A. Sanguinis
B. Melancholis
C. Phlegmatic
*
Fisik :
A. Atletis — Mesomorph
B. Pyknis —
Endomorph Sheldon Kretschner
C. Asthenis — Ectomorph
D. Displastis
*
Psikologis :
Introvert – Extrovert – Ambivert( Jung )
26. Hirarki
Organisasi
Hirarki
organisasi dipengaruhi oleh besar kecilnya Span of control yang dibuat.
Hirarki
Organisasi :
a.
Hirarki Pendek (Flat Organization)
Keunggulan
Flat Organization
Tingkatan
manager sedikit, biaya-biaya yang terkait dengan jabatan relatif kecil.
Jalur perintah dan tanggung jawab pendek, komunikai lebih efektif, hambatan lebih mudah diatasi. Hambatan birokrasi dapat dihindari, pekerjaan dapat lebih cepat.
Jalur perintah dan tanggung jawab pendek, komunikai lebih efektif, hambatan lebih mudah diatasi. Hambatan birokrasi dapat dihindari, pekerjaan dapat lebih cepat.
Kelemahan
Flat Organization
Adapun
kelemahan dari flat organization antara lain koordinasi sulit dilakukan, meng-
koordinasi
bawahan yang banyak relatif lebih sulit. pembinaan dan kontrol kurang efektif,
spesialisasi tugas kurang mendalam.
b.
Hirarki Panjang (Tall Organization)
Keunggulan
Tall Organization
Koordinasi
lebih mudah dilakukan, pembinaan dan kontrol lebih efektif, spesialisasi tugas
lebih mendalam.
Kelemahan
Tall Organization
Biaya-biaya
yang berkaitan dengan jabatan lebih besar, birokrasi semakin panjang, jalur
perintah dan tanggung jawab lebih panjang.
27. Pengorganisasian
dan Struktur Organisasi
Pengorganisasian (Organizing) adalah
proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Struktur Organisasi adalah susunan
dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam
suatu perusahaan
Dimensi Organizing yang Mempengaruhi Perilaku
a.
Formalisasi e.
Hirarki Kekuasaan (Otoritas)
b.
Spesialisasi f.
Kompleksitas
c.
Standardisasi g.
Profesionalisme
d.
Sentralisasi h.
Konfigurasi
Ciri-Ciri Teknis Organisasi Tidak Baik
Pengambilan keputusan seringkali
terlambat ataupun seringkali kurang baik.
Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Faktor Pertimbangan Dlm Design Organisasi
a.
Environment (Lingkungan) d. Technology
b.
Tujuan Organisasi e.
Strategi Organisasi
c.
Work Force (Tenaga Kerja) f. Size (Ukuran Organisasi)
Dimensi Lingkungan
a.
Kompleksitas
b.
Dinamisme
c.
Hostility (Keruwetan)
Pengaruh Lingkungan Dalam Struktur Organisasi
a.
Kompleksitas Struktur Organisasi c. Peredam
(Buffers)
b.
Elemen-elemen Perbatasan (Boundary Spanning) d. Differensiasi dan Integrasi
Proses Merancang Struktur Organisasi
a.
Detailing of work d.
Division of work
b.
Aggregation of work (departmentation) e. Monitoring &
Reorganizing
c.
Coordination of work (Org. Structure Design)
28.
Atribut Kepribadian
Locus of Control, Sensitifitas
Terhadap Stress, Orientasi pada Prestasi, Authoritarianism (Otoriter),
Machiavellianism, Self Esteem (Harga diri), Self Monitoring, Risk Taking
Orientasi Pemecahan Masalah.
Orientasi Pemecahan Masalah.
Profil Kepribadian Type A
a.
Selalu bergerak f. Melakukan dua hal sekaligus
b.
Berjalan dengan cepat g. Agresif
c.
Makan dengan cepat h. Kompetitif
d.
Bicara dengan cepat i. Merasa terburu-buru
e.
Tidak sabar j. Tak bisa istirahat tenang
Profil Kepribadian Type B
Sabar, Tidak Menyombongkan diri,
Tidak dijajah oleh waktu, Bermain demi kesenangan, Bisa istirahat dengan
tenang, Tidak tergesa-gesa,
Pengukuran Kepribadian
a.
Kuesioner d. Tes Situasional
b.
Wawancara e. Studi Kasus
c.
Metoda Proyektif
Kepribadian & Minat
Minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan
terikatnya perhatian individu pada objek tertentu.
Sifat Minat:
a.
Bersifat Pribadi
b.
Menimbulkan Efek Diskriminatif
c.
Merupakan Sesuatu yang Dipelajari
Memadukan Kepribadian- Pekerjaan
Diawali dari Process Rekrutasi /Seleksi, Tahapan
berikutnya : Placement & Karir, Teori “ Personality – Job Fit” : John
Holland
Tipe Pekerjaan :
a.
Realistik
b.
Investigatif
c.
Sosial
d.
Konvensional
e.
Enterprising
f.
Artistik
29. Keahlian
Organisasional
Tindak
lanjut adalah pengecekan untuk memastikan apakah pesan telah diterima dan
dipahami, pengatur arus informasi adalah bahwa pengirim atau penerima pesan
mengambil langkah – langkah yang di perlukan untuk memastikan tidak terjadinya
kelebihan beban informasi, banyak manajer membatasi arus masuk informasi dengan
membuat jurnal – jurnal dan laporan - laporan rutin yang mereka terima secara
periodik, atau melatih seorang sekretaris untuk menyaring telepon masuk dan
tamu. Baik pengirim maupun penerima pesan juga perlu memahami keunggulan dan
keunikan dari tipe – tipe media.
B.
Kesimpulan
Menentukan tujuan hidup adalah langkah hidup terbesar yang akan
membuat Anda mencapai kepuasan dan kebahagiaan. Sebab tujuan hidup yang jelas
menjadi sebuah peta untuk membimbing Anda tiba tepat pada tujuan. Jadi jangan
tunda lagi, segera tentukan tujuan hidup Anda, sekarang. Kita harus
meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu
membawanya lagi. Untuk menghindari Strees. Kepemimpinan yang buruk bisa
memberikan dampak yang besar pada rekan kerja dan bottom line Anda. Manajer
bertanggungjawab untuk memimpin dan mengarahkan karyawan untuk mencapi tujuan
organisasi. Tidak ada usaha yang menggunakan manajer yang tidak bisa atau tidak
bisa menyelesaikan pekerjaan. Seorang pemimpin yang tidak mampu memotivasi
orang-orangnya, tidak lebih dari seorang penunjuk jalan, yang tahu ke mana
harus pergi tetapi sepenuhnya tidak dapat mengendalikan mereka yang dipandunya
Berpikir kreatif merupakan suatu aktivitas mental yang memperhatikan keaslian
dan wawasan (ide). Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk bernalar dalam
suau cara yang terorganisasi. Berpikir kritis juga merupakan suatu kemampuan
untuk mengevaluasi secara sistematik kualitas pemikiran diri sendiri dan orang
lain. Berpikir dengan kritis dan kreatif memungkinkan siswa mempelajari masalah
secara sistematik, mempertemukan banyak sekali tantangan dalam suatu cara yang
terorganisasi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang inovatif dan
merancang/mendesain solusi-solusi yang asli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar