Sabtu, 23 Mei 2015

MAKALAH INTERPERSONAL SKILL IS DALAM ORGANISASI




MAKALAH
INTERPERSONAL SKILL
IS DALAM ORGANISASI
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu: Florentina Yuni Arini, S.Kom., M.Cs




Disusun Oleh:
Koko Hendriawan
4611414039
Prodi Teknik Informatika




JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL .................................................................................................                  i
DAFTAR ISI .................................................................................................................                   ii
PEMBAHASAN
A. IS dalam Organisasi
1.      Interpersonal Skills……………………………………………………….........        4
2.      Perilaku Organisasi ………………………………………...............................         4
3.      Ketrampilan Pimpinan Organisasi (Robert L. Kartz)………………………….         5
4.      Komunikasi Organisasi………………………………………………………...        6
5.      Dinamika Interpersonal………………………………………………………...        6
6.      Dampak Dari Perilaku Interpersonal……………………………………………       6

7.      Gaya komunikasi organisasi……………………………………………………        6

8.      Proses Ornganisasi Komunikasi…………………………………………………      9
9.      Esensi Interpersonalisai dalam Organisasi………………………………………      12
10.  Bentuk – Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi………………………………..     12
11.  Sebabnya komunikasi itu penting dalam suatu organisasi……………………….     12
12.  Fungsi Komunikasi dalam Organisasi…………………………………………..       13
13.  HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI……………………………………….    13
14.  Mengelola Hambatan Komunikasi………………………………………………      14
  1. Developmental & Role Theories………………………………………………...      14
16.  Pihak Internal Atau Eksternal……………………………………………………     15
17.  Lingkup Perilaku Organisasi Model 3 Level (S.P. Robin)………………………      18
18.  Tahapan Pertumbuhan Organisasi……………………………………………….      18
19.  Departementasi…………………………………………………………………..     19
20.  Komunikasi Efektif………………………………………………………………    20
21.  Menyimak & Masalahnya………………………………………………………..     21
22.  Manajemen Perubahan………………………………………………………….       22
23.  Persepsi…………………………………………………………………………       24
24.  Komitmen Pekerja………………………………………………………………      26
25.  Kepribadian……………………………………………………………………..      28
26.  Hirarki Organisasi……………………………………………………………….      29
27.  Pengorganisasian dan Struktur Organisasi………………………………………      29
28.  Atribut Kepribadian………………………………………………………………    30
29.  Keahlian Organisasional………………………………………………………….    31
B. Kesimpulan ..............................................................................................................   32




















  1. INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI

1.   Interpersonal Skills
Pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Inter Personal Skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, baik dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal dengan tujuan untuk pengembangan kerja secara optimal.
Organisasi merupakan suatu kerangka sosial, yaitu kerangka yang menunjukkan hubungan antara individu dalam organisasi :
·            Dalam organisasi terdapat koordinasi yang dirancang untuk mengatur kegiatan kegiatan orang
·            Dalam organisasi terdapat pembagian kerja yang diatur dengan tingkatan otoritas
·            Seluruh kegiatan ditujukan untuk kegiatan pencapaian tujuan bersama
2.    Perilaku Organisasi
a.    Definisi perilaku organisasi
Adalah suatu studi yang menyangkut asfek-asfek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau kelompok tertentu. Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya; juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka berada. Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.
b.    Perilaku organisasi dan psikologi industri
Keduanya berfokus pada penjelasan tentang perilaku manusia dalam organisasi. Psikologi Industri berangkat dari psikologi, sementara Perilaku Organisasi bersifat multidisiplin.
c.    Perilaku organisasi dan teori organisasi
Perilaku organisasi mempelajari perilaku individu / kelompok dalam organisasi dan aplikasinya (analisis Mikro). Teori organisasi mempelajari struktur, proses dan performansi organisasi (analisis Makro). Perbedaannya adalah pada unit analisis dan objek kajian.
d.   Perilaku organisasi & msdm
Perilaku organisasi dianggap lebih mendasar (teoritis; berdasar pada konsep). Manajemen sumber daya manusia lebih terapan dengan fokus pada teknik pengelolaan sumber daya manusia. Perbedaannya adalah pada pendekatan yang digunakan
Pendekatan studi perilaku
a.    Pendekatan COGNITIF: Edward Tolman, Berdasarkan pemahaman seseorang terhadap informasi
b.    Pendekatan BEHAVIORISTIC: I.P. Pavlov dan J.B. Watson, Berdasarkan Response yang muncul apabila diberi stimulus tertentu
c.    Pendekatan Social Learning: A. Bandura, Berdasarkan penggabungan pendekatan Cognitif dan behavioristic

3.      Ketrampilan Pimpinan Organisasi (Robert L. Kartz)
a.       Ketrampilan Teknikal (technical skill)
Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan metode, prosedur, teknik dan peralatan dalam melaksanakan suatu tugas
b.      Ketrampilan Manusiawi (interpersonal skill)
Kemampuan untuk memahami perasaan, sikap dan motif orang lain (empati, sensitivitas sosial) dan kemampuan mewujudkan hubungan yang kooperatif (aksi diplomasi, ketrampilan mendengarkan)
c.       Ketrampilan Konsepsional (conceptual skill)
Kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi dan bertindak sesuai dengan tujuan menyeluruh organisasi

4.      Komunikasi Organisasi
Ø  Komunikasi formal : komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
Ø  Komunikasi informal : komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi,tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

5.      Dinamika Interpersonal
merupakan bagian vital dari kehidupan organisasi, anggota organisasi yang melibatkan interkasi dengan orang lain kadang – kadang dengan cara positif, kadang – kadang negative.

6.      Dampak Dari Perilaku Interpersonal
interpersonal berkualitas tinggi bisa menjadi element positif yang penting dalam lingkungan kerja dan jika interpersonal berkualitas buruk bisa berdampak sebaliknya.

7.      Gaya komunikasi organisasi

a.       Gaya komunikasi mengendalikan
Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
b.      Gaya komunikasi dua arah
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
c.       The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
d.      The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
e.       The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.

f.       The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Berikut ini adalah tabel mengenai gaya komunikasi.
Mengalihkan persoalan.
jadi yang dimaksud dengan Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi Organisasi juga dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

8.      Proses ornganisasi komunikasi
KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.[3]. Empat Dimensi Komunikasi organisasi
1. Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale) c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972): 1. Metode tulisan 2. Metode lisan 3. Metode tulisan diikuti lisan 4. Metode lisan diikuti tulisan
2. Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai

3. Horizontal communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama

4. Interline communication
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.

Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran: 1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung 2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya
9.      Esensi Interpersonalisai dalam Organisasi
Komunikasi (communication) adalah proses penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain.
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Tujuan pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.

Proses komunikasi dimulai saat seorang (pengirim) mengirimkan fakta, ide, pendapat, atau informasi lainya kepada orang lain(penerima). Fakta, idea tau pendapat ini memiliki makna bagi si pengirim, apakah itu sederhana atau konkret, atau kompleks dan abstrak.
Komunikasi

10.  Bentuk – Bentuk Komunikasi Dalam Organisasi
                       i.            Komunikasi Lisan (Oral Communication)
Terjadi dalam percakapan tatap muka, diskusi kelompok ketika ucapan di gunakan untuk mengekspresikan makna.
                     ii.            Komunikasi Tulisan (Written Communication)
Menulis dalam surat, laporan, memo, catatan, tulisan tangan, atau e-mail bisa memecahkan masalah yang melekata pada komunikasi lisan.
                   iii.            Komunikasi verbal (verbal communication).
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral).
                   iv.            Komunikasi nonverbal .
merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis.
                     v.            Komunikasi Vertical (Vertical Communication)
komunikasi yang mengalir ke atas dan ke bawah dalam heirarki organisasi, biasanya melalui saluranpelaporan formal yaitu, komunikasi yang terjadi antara manajer dengan atasan dan bawahan mereka.
                   vi.            Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)
Komunikasi horizontal melibatkan kolega dan rekan kerja dari level organisasi yang sama.

11.  Sebabnya komunikasi itu penting dalam suatu organisasi :

1.      Menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan dalam organisasi.
2.      Membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas organisasi.
3.      Membangkitkan kinerja orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efektifitas organisasi
12.  Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
a.       Fungsi informative
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
b.      Fungsi regulative
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
c.       Fungsi persuasive
Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah
d.      Fungsi integrative
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan anggota dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
13.  HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
Ø  Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan

Ø  Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif

Ø  Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan
14.  Mengelola Hambatan Komunikasi
Hambatan – Hambatan Individual
Salah satunya adalah sinyal yang saling bertentangan atau tidak konsisten. Kendala lain adalah kurangnya kredibilitas muncul saat pengirim pesan tidak dipandang sebagai sumber informasi yang bisa dipercaya.

Hambatan –Hambatan Organisasional
Masalah sering muncul karena kata – kata memiliki makna berbeda. Faktor – faktor lingkungan bisa mengurang efektivitas. Seperti yangtelah disinggung sebelumnya, keributan bisa mempengaruhi dalam banyak cara. Begitu juga kelebihan beban bisa di tangani secara efektif.

Memperbaiki Efektivitas Komunikasi
Keahlian Individual
paling penting untuk memperbaiki efektivitas komunikasi adalah keahlian mendengar. Menjadi pendengar yang baik meminta seseorang utnuk mempersiapkan diri untuk mendengar, tidak menyela pembicara, sabar, dan bertanya sepantaasnya.


15.  Developmental & Role Theories
a.       Individual Development
Biosocial Need Development :
*        Fantasy-Friendships
*        Exploration-Self Concept
*        Career-Family
b.      Family Development
Dependent Child, Transition to Adulthood, Single Adult, Married Adult, Parent of Young Child, Parent of Adolescent, Parent of Grown Children, Grandparent
c.       Career Development
Umur        Schein
20            Entry into Work Wold
30            Early Career
35            Mid Career
40            Mid Career Crisis
60            Late Career
70            Retirement

16.    Pihak Internal Atau Eksternal
External change agents
a.       Alasan keahlian/keterampilan khusus yang dibutuhkan.
b.      Kebebasan dari tanggung jawab operasional.
c.       Prestise dan kemudahan membangun kepercayaan.
Profil change agents yang baik
a.     Mengerti struktur, ketergantungan, fungsi dan tujuan organisasi.
b.    Mengerti cara orang memandang sesuatu.
c.    Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
d.   Memiliki kemampuan menciptakan iklim
e.    Memiliki kepercayaan diri
f.     Terbuka
Model proses perubahan
a.    Unfreezing : Pencairan Kembali
Contoh: Keengganan
b.    Changing : Perubahan
c.    Refreezing : Pembekuan kembali
Contoh: berubah sementara/ kembali ke perilaku tradisional
Menilai kesiapan sistem untuk berubah
Rumus : C = (AxBxD) > X
Dimana : C = Perubahan
A = Tingkat ketidakpuasan terhadap status quo
B = Kejelasan keadaan yang dikehendaki
D= Langkah awal praktis menuju keadaan yang dikehendaki
X = Biaya perubahan (energi,emosi,uang,dll)

Strategi inisialisasi perubahan (Chin & Benne ; Robert Burns 1993)
a.    Rational ( Cognitif)
b.    Power Legislatif (Behavioral)
c.    Reeducatif (Affective)
Strategi inisialisasi perubahan (Kelman, 1993)
a.    Kepuasan Diri
b.    Identifikasi
c.    Internalisasi
Perilaku umum perubahan yang sukses
a.    Berkomunikasi secara terbuka                   
b.    Mau bekerjasama                                       
c.    Mau mengambil tanggungjawab               
d.   Memiliki visi yang sama
e.    Mampu memecahkan masalah secara efektif
f.     Mendukung upaya manajemen
g.    Mau mencoba yang baru
Perilaku manajer dalsm perubahan yang sukses
a.    Mampu membangun partisipasi bawahan
b.    Manmpu memimpin dengan visi kedepan
c.    Dapat berfungsi secara strategik
d.   Mampu menjadi aliran informasi
e.    Mampu mengembangkan potensi bawahan
f.       Bentuk Struktur Organisasi
a.       Struktur Fungsional
Kelebihan Struktur Organisasi Fungsional
Paling sesuai untuk lingkungan yang stabil, dapat mencapai skala ekonomis pada masing-masing bagian, merangsang berkembangnya keterampilan yang bersifat fungsional, sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang, baik bagi organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil jenis produk.
Kekurangan Struktur Organisasi Fungsional
Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan agak lambat, pengambilan keputusan menumpuk pada puncak organisasi, koordinasi antar bagian / fungsi tidak terlalu baik, inovasi terbatas, pandangan terhadap sasaran organisasi agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan sasaran bagiannya sendiri.
b.      Struktur Produk
Kelebihan Struktur Organisasi Produk
Paling sesuai untuk lingkungan yang tidak stabil dengan perubahan cepat, penanggung
jawab produk jelas, koordinasi antar fungsi baik, mudah beradaptasi dengan tuntutan luar, sesuai untuk organisasi berukuran besar, baik bagi organisasi yang menghasilkan banyak jenis produk.
Kekurangan Struktur Organisasi Produk
Tidak mampu mencapai efisiensi ekonomis, koordinasi antar produk sulit, keahlian teknis hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional, integrasi ataupun standardisasi antar produk sulit tercapai.

c.       Struktur Matriks
Kelebihan Struktur Organisasi Matriks
Mampu mencapai tingkat koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tuntutan “ganda” lingkungan, dapat memanfaatkan karyawan secara fleksibel, sesuai untuk pengambilan keputusan yang sifatnya rumit serta lingkungan yang tidak stabil, sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang.
Kekurangan Struktur Organisasi Matriks
Adanya wewenang ganda menyebabkan munculnya kebingungan, menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi, hanya bisa berjalan jika hubungan bersifat kolegial bukan vertikal.

17.   Lingkup Perilaku Organisasi Model 3 Level (S.P. Robin)
Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
a.    Tingkatan Individu: karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
b.    Tingkatan Kelompok: dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya.
c.    Tingkatan Organisasi: faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.

18.    Tahapan Pertumbuhan Organisasi
a.    Tahapan Bayi
b.    Tahapan Remaja
c.    Tahapan Dewasa
Alasan Pertumbuhan Organisasi
a.    Keinginan untuk menjadi lengkap
b.    Faktor ekonomis             
c.    Mobilitas para eksekutif  
d.   Kemampuan menjaga kelangsungan hidup

Efektivitas Organisasi
Pengertian : Tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya.
Pengukuran Efektivitas Organisasi yaitu dengan Pendekatan Sumber- Proses- Sasaran, Pendekatan Constituency,
Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi
Adaptabilitas dan  fleksibilitas organisasi, produktivitas, kepuasan karyawan, tingkat keuntungan, keberhasilan dalam mendapatkan sumber, kebebasan dari rasa tertekan para anggota organisasi, kontrol terhadap lingkungan, efisiensi organisasi, kemampuan organisasi untuk mempertahankan anggotanya, pertumbuhan organisasi, kelancaran  komunikasi dalam organisasi, kemampuan mempertahankan eksistensi organisasi
Pendekatan Constituency
a.    Pemilik Perusahaan            : Tingkat Keuntungan
b.    Karyawan                           : Kepuasan Kerja
c.    Konsumen / Pelanggan       : Kepuasan Pelanggan
d.   Pemberi Pinjaman               : Kredibilitas Pengembalian
e.    Lingkungan / Komunitas    : Sumbangan / kontribusi
f.     Supplier                              : Kelancaran transaksi / pembayaran
g.    Pemerintah                         : Kepatuhan terhadap hukum & peraturan.


19.    Departementasi
Departmentation By Purpose
a.    By Product
b.    By Customer
c.    By Location
Departmentation By Process
a.    By Business Process
b.    By Management Process
Rentang Kendali (Span Of Control)
Sering disebut juga Span of Management, Span of Executive atau Span of Authority. Adalah batas jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara effektif oleh seorang manager.
Perlunya Rentang Kendali dalam Organisasi
a.    Rentang Kendali setiap pemimpin/ manager tidak sama (relatif)
b.    Keterbatasan waktu
c.    Keterbatasan kemampuan
d.   Keterbatasan pengetahuan
e.    Keterbatasan perhatian

Faktor Yang Membatasi Rentang Kendali
a.    Sifat dan terperincinya rencana
b.    Latihan-latihan dalam perusahaan
c.    Posisi Manager dalam perusahaan 
d.   Dinamis & Statisnya Organisasi
e.    Efektivitas Komunikasi
f.     Tipe pekerjaan yang dilakukan
g.    Kecakapan dan Pengalaman Manager
h.    Span of Personality and Energy
i.      Dedikasi dan Partisipasi bawahan.

20.                        Komunikasi Efektif
a.    Pengertian Komunikasi
Adalah proses pengiriman ide atau pikiran, dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan untuk menciptakan pengertian dalam diri orang yang menerimanya ( C.A.Brown)
Adalah proses penyaluran informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (K.Davis)
Komponen Komunikasi
Pengirim / Penerima, Pesan, Pengkodean / Penafsiran Kode, Saluran, Umpan Balik/ Umpan Depan, Gangguan, Konteks,
b.    Komunikasi Yang Efektif
Pendengar (penerima pesan) menginterpretasikan dan menangkap berita (ide) yang disampaikan tepat seperti apa yang dimaksud oleh pembicara (pengirim pesan). Sumber
Kesalahan dalam Komunikasi :
a.    Orang / Individu
b.    Timing / Waktu
c.    Proses Encoding / Decoding
Pentingnya Komunikasi Yang Efektif
a.    Komunikasi adalah proses dimana fungsi-fungsi Management (Planning, Organizing, Actuiting, Leading, Controlling) dilaksanakan.
b.    Komunikasi adalah sarana /media untuk mengaktualisasikan segala pengetahuan dan keterampilan seorang manager.
c.    Komunikasi adalah kegiatan dimana manajer mencurahkan sebagian besar dari waktunya.

Jenis Komunikasi Dalam Organisasi
a.    Komunikasi formal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang berjalan secara formal melalui kerangka Struktur Organisasi.
Komunikasi Superior-Subordinate (Atasan-Bawahan), Komunikasi Subordinate- Superior (Bawahan-Atasan), Komunikasi antara orang-orang yang setingkat : Interaktif
Media komunikasi manager-subordinate
ORAL COMMUNICATION ( Komunikasi Lisan), WRITTEN COMMUNICATION (Komunikasi Tertulis), NON-VERBAL COMMUNICATION (Komunikasi Non-Verbal)
Upaya manager untuk berkomunikasi efektif
Sensitivity to receiver, Awareness of symbolic meaning, Careful timing, Feedback, Face to face communication, Nonverbal cues, Reinforcing words with action, Simple language, Redundancy
Masalah komunikasi formal
Terlalu banyaknya jumlah informasi dalam aliran informasi:
*      Overload
*      Distortion & Omission

b.    Komunikasi informal
Komunikasi yang berjalan melalui “jalur tersembunyi” dalam organisasi.
Ciri : Penyebarannya cepat sekali, sebab terjadi secara berantai, tidak dibatasi oleh Struktur Organisasi
Bentuk Jaringan : Single Strand, Gossip (semua), Probability (acak), Cluster (pilih-pilih)

21.                        Menyimak & Masalahnya
Merupakan proses mendengar, mengikuti, memahami, mengevaluasi dan menanggapi pesan-pesan yang disampaikan. Sebab penyimakan yang tidak efektif seperti lebih banyak bicara, sindrom hiburan, mengutamakan prasangka, tidak kritis, “hard subject” phobias, terpengaruh gangguan
Cara Menyimak yang Efektif
Berhenti berbicara , hilangkan ketegangan, tunjukkan perhatian anda, singkirkan hal-hal yang mengganggu perhatian, tunjukkan empathy, bersikaplah sabar, tidak bersikap emosional, ajukan pertanyaan secara kritis

22.    Manajemen Perubahan
Adalah proses mendiagnosa, menginisialisasi, mengimplementasi dan mengintegrasi perubahan individu, kelompok, atau organisasi dalam rangka menyesuaikan diri dan mengantisipasi perubahan lingkungannya agar tetap tumbuh, berkembang dan menghasilkan keuntungan
1.    Perubahan Organisasi
a.    Organisasi & Lingkungan
b.    Reaksi organisasi terhadap perubahan lingkungan
c.    Skenario perubahan dalam perusahaan :
d.   No change scenario : reaktif
e.    Sporadic change scenario : tidak terencana
f.     Continuous Scenario : terencana
2.    Lingkup Perubahan
a.    Struktur
Perubahan design organisasi
b.    Teknologi dan proses
Perubahan teknologi produksi dan Perubahan proses bisnis / produksi
c.    Orang
Perubahan Sikap dan Perubahan Perilaku

Force Field Theory (Kurt Lewin) :
“Dalam setiap perubahan selalu terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan :
1.    Force for change
Force for change  : external factors
a.    Kelangkaan sumber daya                                 
b.    Peraturan Baru                                                  
c.    Perubahan Perilaku konsumen.                         
d.   Perubahan di pasar tenaga kerja
e.    Laju inflasi yang tidak terkendali
f.     Tingkat suku bunga yang tinggi
g.    Persaingan yang meningkat
Force for change : internal factors
a.    Performansi kerja yang jelek
b.    Keinginan pimpinan perusahaan untuk membangun budaya baru.
c.    Penerapan strategi baru: pengembangan bisnis /produk baru
d.   Penerapan struktur organisasi baru
e.    Penerapan sistim reward baru.
f.     Penerapan teknologi baru
Force for stability
a.    Ketidakpastian akibat perubahan
b.    Rasa tidak aman
c.    Ancaman terhadap kekuasaan
d.   Keengganan untuk melepaskan manfaat saat ini (ekonomi/ sosial)
e.    Hambatan Perilaku
f.     Ketidakjelasan informasi rencana perubahan

2.    Force against change
Change agents
Adalah pelaksana perubahan atau yang bertanggung jawab sebagai pemimpin dalam pelaksanaan perubahan. Bertugas mengamati, menganalisis dan memberi nasihat terhadap masalah perubahan dari semua segi dan mengembangkan solusi

3.    Keberhasilan sangat ditentukan oleh dua kekuatan ini (Gordon, 1991)

4.    Force field analysis
a.    Identifikasi kekuatan pendorong perubahan
b.    Identifikasi kekuatan penghambat perubahan
c.    Rumuskan tindakan-tindakan untuk mengurangi kekuatan penghambat
d.   Rumuskan tindakan-tindakan untuk memperkuat kekuatan pendorong.
e.    Nilai kelayakan setiap tindakan
f.     Tentukan prioritas
Cara mengatasi faktor penghambat
a.    Pendidikan dan Komunikasi                               
b.    Keikutsertaan dan Keterlibatan                          
c.    Manipulasi dan Kooptasi
d.   Keringanan dan Tunjangan                                 
e.    Negosiasi dan Kesepakatan
f.     Paksaan Implisit dan Eksplisit

23.                        Persepsi
Adalah suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari lingkungan. Merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya.
Faktor yang mempengaruhi persepsi
a.    Karakteristik yang Mempersepsikan (Characteristics of the perceiver)
b.    Karakteristik yang dipersepsikan (Characteristics of the perceived)
c.    Kontek Situasi ( Situation Context)

Karakteristik perceiver (orang)
·         Kebutuhan (Needs), Pengalaman (Experience), Norma-norma (Values), Sikap (Attitudes), Kepribadian (Personality)
·         Karakteristik yang dipersepsikan
·         Penampakan ( Appearance),
·         Perilaku (Behavior)
Proses pemilihan data perseptual faktor eksternal :
a.    Intensitas   
b.    Pengulangan,
c.    Ukuran      
d.   Gerakan,
e.    Kekontrasan
f.     Novelty/Familiarity


Faktor internal
Proses belajar, Motivasi, Kepribadian
Proses pengorganisasian data perseptual
Figure, Ground
Pengelompokan Perceptual :
a.    Kesatuan (Closure)                        
b.    Kesinambungan (Continuity)        
c.    Kedekatan (Proximity)
d.   Kesamaan (Similarity)

Distorsi dalam persepsi
Stereotip          : menggeneralisasi persepsi atas dasar informasi umum.
Efek Halo        : kecenderungan hanya menggunakan satu informasi saja untuk mempersepsikan sesuatu.
Seleksi             : hanya memperhatikan informasi-informasi tertentu.
Proyeksi          : menggunakan atribut pribadi (self concept) sebagai dasar persepsi.
Harapan           : menggunakan harapan pribadi sebagai dasar persepsi

Persepsi Sosial
Adalah persepsi seseorang terhadap orang lain. Pola Persepsi Sosial :
Type A : Individual to Individual
Type B : Individual to Grouping
Type C : Grouping to Individual
Type D : Grouping to Grouping

Atribusi
Merupakan elemen persepsi sosial Adalah suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-akibat dari perilaku orang lain. Proses atribusi sangat menentukan perilaku

Bias atribusi
Point of View                                     : Kesalahan mempersepsikan perilaku orang lain karena perspektif yang digunakan keliru.

Effectiveness of The Behavior           : Kesalahan mempersepsikan perilaku orang lain akibat salah mendefinisikan tujuan dari perilaku.

Hubungan Atribusi – Sikap
Proses Atribusi akan menentukan sikap (attitude)


Komponen Attitudes :
Cognitif                       Affective                     Behavior
Beliefs                         Favorable                    Human
Knowledge                 or unfavorable             Actions
Understanding                        Feeling

Implikasi Persepsi Terhadap Sikap Kerja
Disiplin Kerja
(Rules x Punishment) + (Norms x Knowledge) = Consistency Kepuasan Kerja
(Job x Reward) + (Knowledge x Bas.Needs x Expectation) = Equity
Komitmen pada perusahaan: Promotion Mechanisms + Ach.Need = Fairness
Penanganan Persepsi
a.    Mempertinggi tingkat mawas diri
b.    Mengupayakan kelengkapan informasi
c.    Empati
d.   Menghindari segala macam distorsi

24.    Komitmen Pekerja
Komitmen
Definisi menurut (Porter & Steers ;1991) “Derajat keterikatan relatif pekerja terhadap organisasinya”.
Komitmen merupakan output dari pengaruh berbagai faktor perilaku organisasional (faktor individu, kelompok, organisasi)
Ekspresi Komitmen : Sikap
a.    Tingkat disiplin kerja                                                          d. Adanya rasa memiliki
b.    Sikap positif terhadap pekerjaan & rekan /atasan              e. Loyalitas
c.    Kepatuhan terhadap prosedur / peraturan                          f. Rasa bangga
Ekspresi Komitmen : Perilaku
a.    Tetap bertahan menjadi anggota organisasi
b.    Tidak mengeluh & berpaling ke organisasi lain bila organisasi mengalami kemunduran.
c.    Memiliki inisiatif & motif berprestasi
d.   Bekerja keras
e.    Bersedia berkorban tenaga & pikiran demi keberhasilan organisasi
Pengaruh Komitmen
a.    Productivity : prestasi kerja
b.    Absence : kemangkiran
c.    Turnover : tingkat keluar-masuk pegawai dalam perusahaan.
Proses Terbentuknya Komitmen Pekerja
a.    Faktor personal                                           f. Kontrak Psikologi
b.    Faktor Organisasional                                g. Harapan untuk Sukses
c.    Faktor Non organisasional                         h. Karakteristik Personal
d.   Faktor Personal                                          i.  Menentukan Komitmen Awal
e.    Kebutuhan atas Pekerjaan
Faktor Organisasi
a.    Pengalaman tugas awal                              d. Konsistensi aturan
b.    Peran & Lingkup Pekerjaan                       e. Kesempatan Promosi
c.    Gaya kepemimpinan & Pengawasan          f. Keadilan yang dirasakan
Faktor Non Organisasional
Tersedianya alternatif kerja yang menawarkan insentif atau kepuasan kerja yang lebih.
Faktor Signifikan yang Mempengaruhi Komitmen
a.    Kebutuhan seseorang akan prestasi
b.    Sikap groupnya terhadap organisasi
c.    Pendidikan
d.   Ketergantungan organisasional
e.    Persepsi terhadap peran pribadi dalam organisasi
Upaya Meningkatkan Komitmen
a.    Memperbesar harapan untuk sukses                       e. Perbaikan sistim imbalan
b.    Meningkatkan kohesifitas kelompok                     f. Penghargaan atas prestasi
c.    Menerapkan sistim Self-Management                    g. Memberikan pendidikan / pelatihan
d.   Memperbesar kesempatan berpartisipasi

25.  Kepribadian
a.    Definisi kepribadian
Suatu organisasi psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan tingkah laku yang khas (unik) dari orang tersebut (G.W.ALPORT). Sesuatu yang memungkinkan kita meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang  dalam situasi tertentu ( R.B.CATTEL). Cara yang khas dari individu dalam merespon masalah-masalah hidup (A. ADLER)
b.    Struktur kepribadian
Sigmund freud :
*      ID, berfungsi sebagai sumber energi kepribadian, berorientasi pada “Pleasure Priciple”.
*      EGO, beroperasi berdasarkan kenyataan ( Reality Principle)
*      SUPEREGO, Erat kaitannya dengan moralitas (Conscience)
c.    Pembentuk kepribadian
*      BAWAAN :Lombroso ;A Born Criminal,
Gen / Kromosom, Kelenjar Endokrin, Keadaan Fisik waktu lahir
*      LINGKUNGAN : John Locke ; JB Watson
Pengalaman, Keluarga, Kebudayaan

d.   Teori kepribadian type theories
*      Fisiologis           :   A. Sanguinis
B. Melancholis
C. Phlegmatic
*      Fisik                   :   A. Atletis   — Mesomorph
B. Pyknis    — Endomorph      Sheldon Kretschner
C. Asthenis — Ectomorph
D. Displastis
*      Psikologis          : Introvert  – Extrovert – Ambivert( Jung )
26.    Hirarki Organisasi
Hirarki organisasi dipengaruhi oleh besar kecilnya Span of control yang dibuat.
Hirarki Organisasi :
a.    Hirarki Pendek (Flat Organization)
Keunggulan Flat Organization
Tingkatan manager sedikit, biaya-biaya yang terkait dengan jabatan relatif kecil.
Jalur perintah dan tanggung jawab pendek, komunikai lebih efektif, hambatan lebih mudah diatasi. Hambatan birokrasi dapat dihindari, pekerjaan dapat lebih cepat.
Kelemahan Flat Organization
Adapun kelemahan dari flat organization antara lain koordinasi sulit dilakukan, meng-
koordinasi bawahan yang banyak relatif lebih sulit. pembinaan dan kontrol kurang efektif, spesialisasi tugas kurang mendalam.
b.    Hirarki Panjang (Tall Organization)
Keunggulan Tall Organization
Koordinasi lebih mudah dilakukan, pembinaan dan kontrol lebih efektif, spesialisasi tugas lebih mendalam.
Kelemahan Tall Organization
Biaya-biaya yang berkaitan dengan jabatan lebih besar, birokrasi semakin panjang, jalur perintah dan tanggung jawab lebih panjang.

27.    Pengorganisasian dan Struktur Organisasi
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan


Dimensi Organizing yang Mempengaruhi Perilaku
a.    Formalisasi                         e. Hirarki Kekuasaan (Otoritas)
b.    Spesialisasi                         f. Kompleksitas
c.    Standardisasi                                  g. Profesionalisme
d.   Sentralisasi                         h. Konfigurasi
Ciri-Ciri Teknis Organisasi Tidak Baik
Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali kurang baik.
Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan.
Faktor Pertimbangan Dlm Design Organisasi
a.    Environment (Lingkungan)                        d. Technology
b.    Tujuan Organisasi                                       e. Strategi Organisasi
c.    Work Force (Tenaga Kerja)                        f. Size (Ukuran Organisasi)
Dimensi Lingkungan
a.    Kompleksitas
b.    Dinamisme
c.    Hostility (Keruwetan)
Pengaruh Lingkungan Dalam Struktur Organisasi
a.    Kompleksitas Struktur Organisasi                                      c. Peredam (Buffers)
b.    Elemen-elemen Perbatasan (Boundary Spanning)             d. Differensiasi dan Integrasi
Proses Merancang Struktur Organisasi
a.    Detailing of work                                                               d. Division of work
b.    Aggregation of work (departmentation)                            e. Monitoring & Reorganizing
c.    Coordination of work (Org. Structure Design)
28.                        Atribut Kepribadian
Locus of Control, Sensitifitas Terhadap Stress, Orientasi pada Prestasi, Authoritarianism (Otoriter), Machiavellianism, Self Esteem (Harga diri), Self Monitoring, Risk Taking
Orientasi Pemecahan Masalah.
Profil Kepribadian Type A
a.    Selalu bergerak                               f.  Melakukan dua hal sekaligus
b.    Berjalan dengan cepat                    g.  Agresif
c.    Makan dengan cepat                      h.  Kompetitif
d.   Bicara dengan cepat                       i.  Merasa terburu-buru
e.    Tidak sabar                                     j.  Tak bisa istirahat tenang
Profil Kepribadian Type B
Sabar, Tidak Menyombongkan diri, Tidak dijajah oleh waktu, Bermain demi kesenangan, Bisa istirahat dengan tenang, Tidak tergesa-gesa,
Pengukuran Kepribadian
a.    Kuesioner                                                   d.  Tes Situasional
b.    Wawancara                                                 e.  Studi Kasus
c.    Metoda Proyektif
Kepribadian & Minat
Minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu.
Sifat Minat:
a.    Bersifat Pribadi
b.    Menimbulkan Efek Diskriminatif
c.    Merupakan Sesuatu yang Dipelajari
Memadukan Kepribadian- Pekerjaan
Diawali dari Process  Rekrutasi /Seleksi, Tahapan berikutnya : Placement & Karir, Teori “ Personality – Job Fit” : John Holland
Tipe Pekerjaan :
a.    Realistik
b.    Investigatif
c.    Sosial
d.   Konvensional
e.    Enterprising
f.     Artistik

29.  Keahlian Organisasional
Tindak lanjut adalah pengecekan untuk memastikan apakah pesan telah diterima dan dipahami, pengatur arus informasi adalah bahwa pengirim atau penerima pesan mengambil langkah – langkah yang di perlukan untuk memastikan tidak terjadinya kelebihan beban informasi, banyak manajer membatasi arus masuk informasi dengan membuat jurnal – jurnal dan laporan - laporan rutin yang mereka terima secara periodik, atau melatih seorang sekretaris untuk menyaring telepon masuk dan tamu. Baik pengirim maupun penerima pesan juga perlu memahami keunggulan dan keunikan dari tipe – tipe media.


B.     Kesimpulan
Menentukan tujuan hidup adalah langkah hidup terbesar yang akan membuat Anda mencapai kepuasan dan kebahagiaan. Sebab tujuan hidup yang jelas menjadi sebuah peta untuk membimbing Anda tiba tepat pada tujuan. Jadi jangan tunda lagi, segera tentukan tujuan hidup Anda, sekarang. Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Untuk menghindari Strees. Kepemimpinan yang buruk bisa memberikan dampak yang besar pada rekan kerja dan bottom line Anda. Manajer bertanggungjawab untuk memimpin dan mengarahkan karyawan untuk mencapi tujuan organisasi. Tidak ada usaha yang menggunakan manajer yang tidak bisa atau tidak bisa menyelesaikan pekerjaan. Seorang pemimpin yang tidak mampu memotivasi orang-orangnya, tidak lebih dari seorang penunjuk jalan, yang tahu ke mana harus pergi tetapi sepenuhnya tidak dapat mengendalikan mereka yang dipandunya Berpikir kreatif merupakan suatu aktivitas mental yang memperhatikan keaslian dan wawasan (ide). Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk bernalar dalam suau cara yang terorganisasi. Berpikir kritis juga merupakan suatu kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematik kualitas pemikiran diri sendiri dan orang lain. Berpikir dengan kritis dan kreatif memungkinkan siswa mempelajari masalah secara sistematik, mempertemukan banyak sekali tantangan dalam suatu cara yang terorganisasi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang inovatif dan merancang/mendesain solusi-solusi yang asli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar